TARAKAN - Pemberian Al-Quran Raksasa dari seorang hamba Allah kepada masjid Baitul Izzah beberapa tahun lalu, membuat pengelola masjid terpanggil untuk mengidentifikasi lebih jauh terhadap tahun dibuatnya mushaf tersebut.
Sehingga hal itu membuat pengelola masjid berencana mengundang Arkeolog untuk meminta bantuan dari menganalisis tahun pembuatan kita suci tersebut.
"Tidak ada informasi dari pemberi tahun pembuatan mushaf ini, sehingga kami berencana meminta bantuan arkeolog. Kalau ada alat pengukur dari usia Al-quran tersebut, karbonnya supaya kita bisa tahu nilai historisnya. Yang memberikan ini orang Tarakan, beliau tidak berkenan disebutkan namanya, sebut saja hamba Allah," terang Kepala Pelaksana Badan Pengelola Masjid Ba’itu Izzah Kota Tarakan, Juliansyah, S.E.
Meski diserahkan sejak lama, namun pihaknya baru mengetahui jika mushaf tersebut sebuah Al-quran Raksasa. Pihaknya mengira hal tersebut kita selain Al-Quran.
"Sebelum kami ekspost Al-quran ini sudah ada di masjid ini (Baitul Izzah) begitu kami buka ternyata Al-Quran. Menurut kami ini barang sangat berharga dan langka," terangnya.
Lanjutnya, pihaknya juga akan berencana menempatkan Al-quran tersebut pada kota kaca sehingga Al-quran dapat terjaga dari kerusakan.
"Insyaallah kami akan membuat kotak kaca agar otentitas Al-Quran ini dapat terjaga dan ditempatnya di sudut strategis supaya masyarakat bisa melihat secara langsung, kapan saja," terangnya.
Lebih lanjut, pihaknya akan menyiapkan ruangan khusus pada masjid Baitul Izzah agar dapat dilihat pengunjung. Sehingga hal tersebut dapat menjadi wisata religi masyarakat.
"Masjid ini kan cukup besar, nantinya kami akan menyiapkan ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda bernilai sejarah islam. Salah satunya Al-Quran ini. Sehingga ini bisa menjadi wisata religi masyarakat Kaltara.(*)
0 Comments