HK News

Foto

Masih Menunggu, Kemenag Tarakan Belum Mendapatkan Teknis Ibadah Haji Tahun Ini

TARAKAN - Belum berakhirnya Pandemi covid-19 dan munculnya mutasi virus baru membuat Kerajaan Arab Saudi hingga saat ini belum memberi kepastian terkait teknis persyaratan ibadah haji. Sehingga, pemerintah Indonesia masih menunggu informasi tersebut.

Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Tarakan H.Muhammad Shaberah. Ia menerangkan, meski telah mendapatkan kepastian pembukaan ibadah haji tahun ini, namun pihaknya belum mendapat informasi apakah pelaksanaan dapat dilaksanakan secara normal atau tidak.

"Pemerintah kan juga masih menunggu teknis aturannya, memberangkatkan haji seperti apa, kemudian syaratnya, batas usianya, baru kita mengatur skenario. Jadi sementara mereka masih memberitakan kalau mereka membuka ibadah haji tahun ini, tapi kita belum tahu apakah dibuka secara normal atau tidak,"ujarnya, kemarin (19/5).

Meski demikian, ia menegaskan bagaimana pun aturannya pihaknya tetap harus mempersiapkan segalanya, termasuk kemungkinan terburuk. Pihaknya memprediksikan, jika tahun ini PM Kerajaan Arab Saudi akan mengurangi kuota normal keberangkatan berbagai negara sebagai upaya meminimalisir keramaian.

"Sampai saat ini posisi kita masih menunggu jawaban dari pemerintah Arab Saudi. Kita kan belum tahu apakah jemaah haji bisa berangkat 100 persen, 50 persen atau 20 persen. Bahkan kemungkinan terburuk bisa 5 persen dari skenarionya. Karena saat ini kembali ketat kan pengawasannya. Karena ada mutasi virus,"tuturnya.

Diterangkannya, sejauh ini pihaknya telah melakukan rangkaian prosedur persiapan keberangkatan. Kendati begitu, jika memang kuota dilakukan pengurangan maka keberangkatan prioritas calon jemaah akan ditentukan Kemenag pusat.

"Kalau vaksin, cek kesehatan, karantina dan lain-lain itu sudah selesai. Tinggal nunggu keberangkatan. Karena list yang diberikan dari pusat juga itu. Kalau kita yang atur nanti jadi masalah juga bagi jemaah. Jadi pusat yang menentukan kami hanya menginfokan kondisi calon jemaah saja," jelasnya. 

"Nanti kalau sudah diumumkan dan dipastikan keberangkatannya. Nanti kita swab lagi sebelum berangkat. Kalau misalnya ada yang positif, mau tidak mau jemaah itu menunggu tahun selanjutnya. Kan tidak mungkin dia berangkat dengan jemaah lain dalam kondisi positif covid-19," ujarnya. 

Meski demikian, dijelaskannya sejak adanya semakin hebohnya kasus penularan mutasi covid-19, sehingga menimbulkan kekhawatiran  tersendiri bagi sebagian calon jemaah haji. Karena kondisi tersebut ia mengakui sebagian kecil calon jemaah berharap adanya penundaan.

"Kondisinya saat ini juga ada yang mau cepat berangkat, ada juga yang tidak. Karena ada kekhawatiran juga dari sebagian jemaah. Sementara hanya baru sebatas itu dulu perkembangannya," pungkasnya.(*) 


0 Comments

leave a reply

Recent Posts

Hot News

Categories