TARAKAN - Setelah vaksinasi tahap 1 dan 2 berjalan lancar, kini Tim Gugus Tugas Percepatan Penangganan Covid-19 Kota Tarakan, bersiap melakukan vaksin massal kepada tenaga kerja di bidang layanan pendidikan.
Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan penangganan Covid-19 Kota Tarakan dr Devi Ika Indriarti M.Kes menuturkan, pihaknya cukup senang proses vaksinasi sesuai yang diharapkan. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari tingkat kesadaran petugas layanan publik dan pekerja media terhadap pentingnya vaksinasi.
"Proses kedua ini targetnya sama dengan hari Selasa tanggal 9 kemarin jadi disamakan. Kalau misalnya ada yang berhalangan ke hari kedua atau hari ketiga. Tapi yang hari kedua tidak bisa datang hari ini. Karena hitungannya harus pas 14 hari. Kalau lebih boleh kurang tidak boleh,"ulasnya (26/3).
Diterangkannya, kepada penerima vaksin yang belum sempat hadir dalam proses vaksinasi, dapat menyusul di hari berikutnya. Diketahui, layanan vaksinasi di gedung Pemkot Tatakan akan dibuka selama 3 hari.
"Kemudian kalau selanjutnya berhalangan lagi nanti diarahkan ke puskesmas. Rencananya 3 hari kami akan laksanakan di gedung serbaguna ini. Rencananya hari ini akan dilaksanakan 3 hari. Selasa, Rabu dan Kamis. Kemudian, karena kami mengejar bulan puasa, thermin kedua, kami akan melaksanakan vaksin kepada sekolah-sekolah yang mengadakan PTM," tuturnya.
Sementara itu, ia menjelaskan selanjutnya pihaknya juga akan melakukan vaksin massal kepada pekerja sekolah yang telah melakukan pemeriksaan rapid antibodi. Jika hasil pemeriksaan pada pasien reaktif, maka vaksinasi harus ditunda sampai kondisi tubuh pasien kembali nonreaktif.
"Jadi yang sudah melaksanakan simulasi, kemudian sudah dilakukan pemeriksaan rapid antibodi, hasilnya tidak reaktif, itu bisa dilakukan vaksinasi. Rencananya itu kami akan lakukan di hari minggu," jelasnya.
"Untuk massal, sasarannya sekitar 600. Guru, tata usaha, administrasi, Cleaning servis, semua pekerja di sekolah. Ada sekitar 12 sekolah yang sudah melakukan simulasi, dan ada beberapa yang belum melakukan pemeriksaan rapid antibodi. Jadi setelah dilakukan rapid antibodi jika hasilnya non reaktif maka bisa dilakukan vaksinasi," sambungnya.
Lanjutnya, sejauh ini tidak ada penerima vaksin yang mengalami dampak yang dikhawatirkan. Mengingat, efek dari vaksin yang dialami beberapa penerima ialah rasa ngantuk dan lapar.
"Sejauh ini vaksinasi tahap 1 dan 2 cukup lancar, tidak ada yang mengalami dampak yang dikhawatirkan. Kalau yang vaksinnya ditunda ada, faktornya tensinya naik, ada juga yang memiliki penyakit kronis. Memang kondisinya sehat, tapi kita harus menunggu surat keterangan dokter yang merawatnya," tutupnya.(*)
0 Comments