TARAKAN - Setelah tibanya vaksin Sinovac di Kaltara beberapa hari lalu, kini vaksin yang diyakini dapat meminimalisir penularan covid-19 tersebut masih menunggu proses untuk didistribusikan ke semua Kabupaten/Kota di Kaltara.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Usman menuturkan, meski tidak dapat menjelaskan kandungan vaksin, namun pihaknya memastikan jika vaksin tersebut telah melewati tahap uji klinis dan aman untuk masyarakat.
"Kalau kandungan apa saja di dalam vaksin, tentunya secara teknis yang dapat menjawab itu BPOM atau farmasi. Yang pasti vaksin ini sudah teruji secara klinis dan cukup aman digunakan," ujarnya, (12/1).
Selain memastikan vaksin tersebut aman, ia menegaskan jika sejauh ini vaksin Sinovac juga dipastikan halal. Hal tersebut berdasarkan rilis Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan keamanan vaksin Covid-19 tersebut.
"MUI juga sudah menegaskan itu halal. Tentu pemerintah selalu memberikan yang terbaik untuk masyarakatnya. Tidak mungkin pemerintah memberikan warga sesuatu yang belum diyakini keamanannya," terangnya.
Dijelaskannya, sejauh ini vaksin yang tiba di Kaltara masih menunggu proses persiapan pendistribusian ke seluruh Kabupaten/Kota. Lanjutnya, nantinya penyuntikan vaksin tersebut, akan memprioritaskan usia 18 sampai 59 tahun.
"Saat ini belum didistribusikan ke semua Kabupaten/Kota di Kaltara. Masih menunggu proses kesiapan juknisnya Kabupaten/Kota. Nanti penyuntikanya akan dilakukan pada usia 18 sampai 59 tahun. Untuk usia 59 ke atas itu juga berpeluang tapi harus dilakukan screening dan pemeriksaan kesehatan dulu," tuturnya.
"Jadi nanti ada tim teknis di lapangan, itu kan ada beberapa media. Pertama, dia tercatat kemudian dilihat apakah nanti dia ada riwayat komorbit. Tentu yang menjadi prioritas adalah Tenaga Kesehatan, setelah itu pelayan publik, masyarakat rentan dan lainnya," sambungnya
Terkait jenis virus yang saat ini telah mengalami mutasi, ia menjelaskan berdasarkan penelitian beberapa negara, mutasi virus memang dinilai lebih berbahaya dari sebelumnya. Meski demikian, ia belum dapat menjelaskan penyebab perbedaan secara rinci.
"Untuk perbedaan virus baru ini dapat menyebar lebih cepat daripada strain virus sebelumnya, yang saat ini masih belum sepenuhnya teratasi. Dan menurut penelitian dari Inggris yang saya baca, virus baru dapat menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi. Selain itu, dari penelitian itu juga melaporkan mutasi virus ini memiliki kemampuan menular yang meningkat dan dominan. Tapi tentunya penelitian itu diambil di negaranya kalau di Indonesia saya belum bisa pastikan apakah jenis mutasi yang tersebar di Eropa dan Indonesia sama," pungkasnya.(*)
0 Comments